SBMPTN adalah ujian yang diselenggarakan negara untuk semua murid lulusan SMA dalam batasan umur tertentu di seluruh Indonesia yang ingin masuk ke perguruan tinggi sesuai pilihan mereka.
Mari kita simak soal dan pembahasannya.
NOMOR 31 - 45
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 31
Diketahui perubahan entalpi pembakaran zat sebagai berikut:
∆Hco C6H6 (l) = -3267 kJ/mol
∆Hco H2 (g) = -286 kJ/mol
∆Hco C (s) = -394 kJ/mol
Berdasarkan data tersebut, ∆Hco pembentukan benzenat cair (dalam kj mol-1) adalah ....
(A) -135
(B) -90
(C) -40
(D) +45
(E) +90
Diketahui ∆Hc C = -394 k/mol, reaksi pembakaran 1 mol atom C, melepaskan kalor 394kJ (eksoterm)
C + O2 → CO2 + 394 kJ
Maka energi yang dilepas dari pembakaran 6 mol C adalah 6 × 394kJ = 2364 kJ
6C + 6 O2 → 6CO2 + 2364 kJ
Diketahui ∆Hc H2 = -286 kj/mol, reaksi pembakaran 1 mol gas H2 melepaskan kalor 286 kJ (eksoterm)
H2 + ½ O2 → H2O + 286 kJ
Maka energi yang dilepas dari reaksi pembakaran 3 mol H2 adalah 3 × 286 = 858 kJ
3H2 + 3/2 O2 → 3H2O + 858 kJ
Diketahui ∆Hc C6H6 = -3267 kJ/mol, reaksi pembakaran 1 mol benzena cair melepaskan kalor 3267 kJ
C6H6 + 15/2 O2 → 6CO2 + 3H2O + 3267 kJ
Atau energi yang dibutuhkan untuk membentuk 1 mol C6H6 dan 15/2 mol O2 adalah 3267 kJ
6CO2 + 3H2O + 3267 kJ → C6H6 + 15/2 O2
Dari reaksi 1 + 2 + 3 akan terjadi reaksi pembentukan C6H6
6C + 6O2 → 6CO2 + 2364 kJ
3H2 + 3/2 O2 → 3H2O + 858 kJ
6CO2 + 3H2O + 3267 kJ → C6H6 + 15/2 O2
6C + 6 H + 45 kJ → C6H6 reaksi pembentukan benzena cair
karena semua reaksi diukur dalam jumlah 1 mol, dan perubahan entalpi adalah perubahan energi tiap 1 mol , H = Q/mol maka ∆Hf C6H6 = +45 kJ/mol , perubahan energi dalamnya bernilai positif karena sistem menyerap kalor (endoterm).
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 32
Gula 0,1 mol dan 0,1 mol garam LX dengan derajat ionisasi 0,5 masing-masing dilarutkan dalam 1 liter air (o = 1 g/mL). Jika penurunan titik beku larut gula t°C, maka penurunan titik beku larutan garam LX adalah ....
(A) 0,25 °C
(B) 0,5t °C
(C) 0,75t °C
(D) t°C
(E) 1,5t °C
C + O2 → CO2 + 394 kJ
Maka energi yang dilepas dari pembakaran 6 mol C adalah 6 × 394kJ = 2364 kJ
6C + 6 O2 → 6CO2 + 2364 kJ
Diketahui ∆Hc H2 = -286 kj/mol, reaksi pembakaran 1 mol gas H2 melepaskan kalor 286 kJ (eksoterm)
H2 + ½ O2 → H2O + 286 kJ
Maka energi yang dilepas dari reaksi pembakaran 3 mol H2 adalah 3 × 286 = 858 kJ
3H2 + 3/2 O2 → 3H2O + 858 kJ
Diketahui ∆Hc C6H6 = -3267 kJ/mol, reaksi pembakaran 1 mol benzena cair melepaskan kalor 3267 kJ
C6H6 + 15/2 O2 → 6CO2 + 3H2O + 3267 kJ
Atau energi yang dibutuhkan untuk membentuk 1 mol C6H6 dan 15/2 mol O2 adalah 3267 kJ
6CO2 + 3H2O + 3267 kJ → C6H6 + 15/2 O2
Dari reaksi 1 + 2 + 3 akan terjadi reaksi pembentukan C6H6
6C + 6O2 → 6CO2 + 2364 kJ
3H2 + 3/2 O2 → 3H2O + 858 kJ
6CO2 + 3H2O + 3267 kJ → C6H6 + 15/2 O2
6C + 6 H + 45 kJ → C6H6 reaksi pembentukan benzena cair
karena semua reaksi diukur dalam jumlah 1 mol, dan perubahan entalpi adalah perubahan energi tiap 1 mol , H = Q/mol maka ∆Hf C6H6 = +45 kJ/mol , perubahan energi dalamnya bernilai positif karena sistem menyerap kalor (endoterm).
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 32
Gula 0,1 mol dan 0,1 mol garam LX dengan derajat ionisasi 0,5 masing-masing dilarutkan dalam 1 liter air (o = 1 g/mL). Jika penurunan titik beku larut gula t°C, maka penurunan titik beku larutan garam LX adalah ....
(A) 0,25 °C
(B) 0,5t °C
(C) 0,75t °C
(D) t°C
(E) 1,5t °C
Pembahasan SBMPTN 2014 Kimia nomor 32
Di soal ada 2 zat yang dilarutkan dalam air, membentuk 2 larutan berbeda, dengan penurunan titik beku yang berbeda. Soal ingin kita membandingkan penurunan titik beku keduanya.
$\frac{∆T_f \text{LX}}{∆T_f \text{gula}} = \frac{\text{i . molalitas LX . K_f}}{\text{i . molalitas gula . K_f}}$
Kf sendiri merupakan ketetapan penurunan titik beku yang dimiliki zat pelarut, nilainya berbeda-beda tergantung zat pelarutnnya, Kf ini menotasikan jika ada jumlah mol tertentu zat yang terlarut dalam dalam pelarut itu, maka titik beku pelarut itu menurun, sebagai contoh pelarut yang umum yaitu air, Kf air adalah -1,86 C/molalitas, artinya jika ada 1 molalitas zat berada dalam air itu, titik bekunya turun 1,86 oC, maka jika zat terlarutnya adalah elektrolit, nilai molalitasnya dikalikan dengan banyak ion elektrolit tersebut. Sehingga penurunan titik beku rumusnya adalah molalitas zat dikalikan Kf dan dikalikan i. ∆Tf = m . Kf . i
Arti molalitas ini adalah ada berapa mol benda cair yang terlarut dalam 1 kg pelarut, jika dikatakan ada 1 molalitas garam dapur natrium klorida (NaCl), artinya ada 1 mol garam dapur dalam 1 kg .
Untuk i, disebut ketetapan Van Hoff, menotasikan banyak ion dalam suatu zat yang terlarut. Ada rumusnya yaitu i = α{n-1} + 1. Dimana α menyatakan derajat ionisasi, seberapa mudah zat akan teurai menjadi ion-ion, n adalah banyak ion dihasilkan jika zat elektrolit terurai. Nilai i untuk non-elektrolit selalu bernilai 1, karena derajat ionisasinya 0. Sedangkan untuk zat elektrolit nilai i-nya berbeda-beda, karena jumlah ion suatu zat elektrolit berbeda-beda dan derajat ioniasinya juga berbeda-beda. Nilai i dari gula adalah 1, karena tidak terdiri dari ion dan nilai i dari LX adalah 1.5, karena LX dikatakan memiliki derajat ionisasi α = 0.5, dan saat terurai membentuk 2 ion, LX → L+ + X-
Nilai Kf kedua larutan sama karena dilarutkan dalam pelarut yang sama yaitu air, molalitas dari urea dan garam LX sama yaitu 0,1 molal. Dikatakan di soal ∆Tf gula adalah to C
$\frac{∆T_f \text{LX}}{∆T_f \text{gula}} = \frac{1,5 .0,1 . K_f}{1 . 0,1 . K_f}$
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 33
Potensial reduksi standar E°
Hg^2+(aq) + 2e → Hg (I) E° = 0,86 V
Co^3+ (aq) + e → Co^2+ (aq) E° = 1,82 V
Harga E° reaksi :
Hg (I) + Co^3+ (aq) → Hg^2+ (aq) + Co^2+ (aq), adalah ....
(A) 0,96 V
(B) 1,77 V
(C) 2,68 V
(D) 2,78 V
(E) 3,6 V
Di soal ada 2 zat yang dilarutkan dalam air, membentuk 2 larutan berbeda, dengan penurunan titik beku yang berbeda. Soal ingin kita membandingkan penurunan titik beku keduanya.
$\frac{∆T_f \text{LX}}{∆T_f \text{gula}} = \frac{\text{i . molalitas LX . K_f}}{\text{i . molalitas gula . K_f}}$
Kf sendiri merupakan ketetapan penurunan titik beku yang dimiliki zat pelarut, nilainya berbeda-beda tergantung zat pelarutnnya, Kf ini menotasikan jika ada jumlah mol tertentu zat yang terlarut dalam dalam pelarut itu, maka titik beku pelarut itu menurun, sebagai contoh pelarut yang umum yaitu air, Kf air adalah -1,86 C/molalitas, artinya jika ada 1 molalitas zat berada dalam air itu, titik bekunya turun 1,86 oC, maka jika zat terlarutnya adalah elektrolit, nilai molalitasnya dikalikan dengan banyak ion elektrolit tersebut. Sehingga penurunan titik beku rumusnya adalah molalitas zat dikalikan Kf dan dikalikan i. ∆Tf = m . Kf . i
Arti molalitas ini adalah ada berapa mol benda cair yang terlarut dalam 1 kg pelarut, jika dikatakan ada 1 molalitas garam dapur natrium klorida (NaCl), artinya ada 1 mol garam dapur dalam 1 kg .
Untuk i, disebut ketetapan Van Hoff, menotasikan banyak ion dalam suatu zat yang terlarut. Ada rumusnya yaitu i = α{n-1} + 1. Dimana α menyatakan derajat ionisasi, seberapa mudah zat akan teurai menjadi ion-ion, n adalah banyak ion dihasilkan jika zat elektrolit terurai. Nilai i untuk non-elektrolit selalu bernilai 1, karena derajat ionisasinya 0. Sedangkan untuk zat elektrolit nilai i-nya berbeda-beda, karena jumlah ion suatu zat elektrolit berbeda-beda dan derajat ioniasinya juga berbeda-beda. Nilai i dari gula adalah 1, karena tidak terdiri dari ion dan nilai i dari LX adalah 1.5, karena LX dikatakan memiliki derajat ionisasi α = 0.5, dan saat terurai membentuk 2 ion, LX → L+ + X-
Nilai Kf kedua larutan sama karena dilarutkan dalam pelarut yang sama yaitu air, molalitas dari urea dan garam LX sama yaitu 0,1 molal. Dikatakan di soal ∆Tf gula adalah to C
$\frac{∆T_f \text{LX}}{∆T_f \text{gula}} = \frac{1,5 .0,1 . K_f}{1 . 0,1 . K_f}$
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 33
Potensial reduksi standar E°
Hg^2+(aq) + 2e → Hg (I) E° = 0,86 V
Co^3+ (aq) + e → Co^2+ (aq) E° = 1,82 V
Harga E° reaksi :
Hg (I) + Co^3+ (aq) → Hg^2+ (aq) + Co^2+ (aq), adalah ....
(A) 0,96 V
(B) 1,77 V
(C) 2,68 V
(D) 2,78 V
(E) 3,6 V
Pembahasan SBMPTN 2014 Kimia nomor 33
Dari persamaan reaksi di soal yang tereduksi adalah Co3+ , dan Hg mengalami oksidasi.
Harga potensial sel adalah selisih harga potensial reduksi zat yang tereduksi dan harga potensial reduksi zat yang teroksidasi.
Atau jika ditulis persamaan reaksinya
Katode : Co3+ + 3e- → Co Eo = 1,82 V
Anode : Hg → Hg2+ + 2e- Eo = -0,86 V (nilai berubah tanda, karena reaksi dibalik)
Setarakan jumlah elektron, tidak merubah nilai Eo
Katode : 2Co3+ + 6e- → 2Co Eo = 1,82 V
Anode : 3Hg → 3Hg2+ + 6e- Eo = -0,86 V
2Co3+ + 3Hg → 2Co + 3Hg2+ Esel = 0,96 V
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 34
Diketahui atom X memiliki 15 proton. Molekul yang dapat dibentuk atom X dengan Y17 adalah ....
(A) XY3 dan XY5 ✔
(B) X2Y3 dan X2Y5
(C) XY dan XY
(D) hanya XY3
(E) hanya XY5
Pembahasan SBMPTN 2014 Kimia nomor 34
Diketahui di soal suatu atom X memiliki 15 proton, karena atom X netral maka, jumlah protonnya sama dengan jumlah elektronnya.
Konfigurasi elektron atom X (berdasar tingkat energi) adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2 4s1 dengan elektron valensi 5
Soal ingin atom X berikatan dengan atom Y yang memiliki 17 proton, karena atom Y netral maka, jumlah protonnya sama dengan jumlah elektronnya.
Konfigurasi elektron atom Y (berdasar tingkat energi) adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2 4s2 3d1 dengan elektron valensi 7
Supaya oktet, maka atom X butuh 3 elektron dan atom Y butuh 1 elektron, maka atom X akan mengikat 3 atom Y menjadi XY3
Tetapi, atom X yang elektron valensinya 5, baru dipakai 3 elektron untuk membentuk pasangan elektron ikatan (PEI) dengan atom Y dan masih memiliki 2 elektron bebas, dan juga, atom X masih memiliki subkulit d yang belum dipakai untuk berikatan (lihat konfigurasi elektronnya) Maka sebenarnya atom X bisa membentuk ikatan lebih dari oktet, hal ini disebut oktet berkembang. Jika ada 5 atom Y disekitar atom X, ke 5 elektron bebas dari atom X sebernannya bisa berikatan dengan 5 atom Y tersebut membentuk XY5.
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 35
Gas etana C2H6 (Mr = 30) sebanyak 60 gram direaksikan dengan gas bromin ( Br2 ), sehingga gas etana habis dan ternyata hanya menghasilkan 282 gram C2H4Br2 (Mr = 188) dan x gram C2H2Br4 (Mr = 346). Massa C2H2Br4 yang dihasilkan?
(A) 34,6 gram
(B) 79,2 gram
(C) 173 gram ✔
(D) 188 gram
(E) 346 gram
Pembahasan SBMPTN 2014 Kimia nomor 35
Di soal diketahui 2 mol gas etana direaksikan dengan gas bromin, dan terjadi dua reaksi. Reaksinya seperti ini
Reaksi pertama : C2H6 + 2Br2 → C2H4Br2 + 2HBr
Reaksi kedua : C2H6 + 4Br2 → C2H2Br4 + 4HBr
Substitusi alkana dengan halogen biasanya menghasilkan hasil sampingan asam halida.
Dari reaksi pertama dihasilkan 1,5 mol C2H4Br2 , dengan perbandingan koefisien, kita tahu bahwa jumlah gas etana yang bereaksi di reaksi pertama adalah 1,5 mol.
Karena di soal dikatakan di akhir kedua reaksi gas etana habis, maka, seluruh gas etana yang bersisa dari reaksi pertama melakukan reaksi kedua yaitu sebanyak 0,5 mol. Dengan perbandingan koefisien, kita tahu bahwa jumlah C2H2Br4 yang dihasilkan adalah 0,5 mol.
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 36
Reaksi perubahan siklobutana menjadi etena adalah C4H4 (g) → 2C2H4 (g), laju reaksinya berorde 1. Apabila mula-mula tersedia siklobutana 0,16 M dan tetapan laju reaksinya 6,93 × 10-2 detik-1, maka setelah 50 detik, konsentrasi siklobutana menjadi ....
(A) 5 × 10-3 M ✔
(B) 2,5 × 10-3 M
(C) 6,93 × 10-3 M
(D) 6 × 10-3 M
(E) 1 × 10-3 M
Pembahasan SBMPTN 2014 Kimia nomor 36
Di soal diberikan reaksi perubahan siklobutana menjadi etena, reaksi tersebut berorde 1, dengan ketetapan laju reaksi adalah reaksinya 6,93 × 10-2 detik-1
Soal ingin kita mencari konsentrasi siklobutana setelah 50 detik.
Sebenernya, soal ini tidak cocok sebagai soal SBMPTN, dikarenakan, untuk menjawab pertanyaannya membutuhkan proses integral yang perlu bantuan kalkulator, dan biasanya teori di SMA belum mengajarkannya.
Kita tahu persamaan laju reaksi orde 1 adalah $v = k . [A]$ , laju reaksi dari sisi reaktan, artinya perubahan konsentrasi reaktan tiap waktu. Perubahan konsentrasi reaktan adalah berkurang.
$\frac{-d[A]}{dt} = k . [A]$
$\frac{-d[A]}{[A]} = k . dt $
$\int_{A_o}^{A_t}{\frac{-d[A]}{[A]}} =\int_{0}^{t}{ k . dt} $
At = Ao e-kt
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 37
X dan Y adalah senyawa karbon. X bereaksi dengan natrium membentuk gas hidrogen. X dan Y dapat bereaksi membentuk ester. X dapat juga menjadi Y, jika direaksikan dengan K2Cr2O7 dalam media asam. Senyawa X adalah ....
(A) CH3CH2COOH
(B) CH3CH2OCH3
(C) CH3CH2CH2OH ✔
(D) CH3CH2CH2O
(E) CH3CH2COCH3
Pembahasan SBMPTN 2014 Kimia nomor 37
Senyawa karbon yang dapat bereaksi dengan Na adalah alkohol dan asam alkanoat
R-OH + Na → R-ONa + ½ H
R-COOH + Na → R-COONa + ½ H
Esterifikasi atau reaksi pembentukan ester dilakukan dengan mereaksikan asam alkanoat dan alkohol
R-COOH + R’-OH → R-COO-R’ + H2O
Di soal dikatakan bahwa X dan Y dapat membentuk ester, dan X bisa menjadi Y, jika direaksikan dengan K2Cr2O7 dalam media asam.
Alkohol primer jika dioksidasi dengan oksidator kuat bisa menjadi asam alkanoat.
K2Cr2O7 merupakan oksidator kuat. Maka X adalah alkohol primer, dan Y adalah asam alkanoat.
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 38
Sebanyak 25,0 mL larutan HCl 0,10 M ditritrasi dengan NaOH, pH larutan setelah penambahan 10,0 mL NaOH 0,100 M adalah ....
(A) 2–log 1,7
(B) 2–log 2,7
(C) 2–log 3,4
(D) 2–log 3,7
(E) 2–log 4,3 ✔
Pembahasan SBMPTN 2014 Kimia nomor 38
Tritasi yang paling mudah dikerjakan adalah tritrasi asam kuat dengan basa kuat.
Dikatakan di soal ada 2,5 mmol HCl ditritrasi dengan 1 mmol NaOH, yang bersisa sudah jelas adalah 1,5 mmol HCl, dengan persamaan reaksinya HCl + NaOH → NaCl + H2O, dimana garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis. Hidrolisis adalah bereaksinya ion-ion garam dengan air membentuk reaksi kesetimbangan.
Nilai pH larutan di akhir reaksi hanya dipengaruhi oleh konsentrasi H+ pada asam kuat yang bersisa, HCl → H+ + Cl- , jangan lupa volume larutan setelah pencampuran adalah 35 mL.
pH = -log[H+]
Wacana untuk nomor 39-41
Proses Haber-Bosch merupakan proses pembentukan atau produksi ammonia berdasarkan reaksi:
3H2 (g) + N2 (g) ⇌ 2NH3 (g)
Data Kc dan Kp dari reaksi kesetimbangan (dapat balik) tersebut pada berbagai temperatur adalah ....
t(Co)
Kp
Kc
25
9,0 105
9,0 108
300
4,6 109
1,0 105
400
2,6 105
9,0 105
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 39
Dalam wadah 1 L terdapat 20 gram H2 , 28 gram N2 , dan sejumlah NH3 dalam kesetimbangan pada 300 °C Jika gas NH3 dalam kesetimbangan tersebut dipisahkan dan dilarutkan dalam 1 L air, maka PH larutan yang diperoleh adalah .... (Kb NH4OH = 10-5 )
(A) 8
(B) 9
(C) 10
(D) 11 ✔
(E) 12
Pembahasan SBMPTN 2014 Kimia nomor 39
Konsentrasi kesetimbangan dari reaksi 3H2 (g) + N2 (g) ⇌ 2NH3 (g) adalah
$K_c = \frac{[NH_3]^{2}}{[H_2]^{2}[N_2]^{2}}
$1,0 10^{5} = \frac{[NH_3]^{2}}{[10]^{3}[1}]}
[NH3] = 0,1 M
$[H] = \sqrt{K_b . [NH_3]}$
pOH = 3, pH = 11
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 40
Dari data tersebut tetapan kesetimbangan proses Haber-Bosch tersebut di atas, pernyataan yang benar adalah ....
(A) untuk meningkatkan hasil reaksi (NH3), maka dapat dilakukan dengan cara menaikkan suhu
(B) reaksi pembentukan amonia adalah reaksi eksotermis ✔
(C) perubahan entalpi reaksi penguraian amonia berharga negatif
(D) produk penguraian amonia terjadi lebih besar pada suhu rendah
(E) penambahan katalis akan menaikan harga tetapan kesetimbangan
Pembahasan SBMPTN 2014 Kimia nomor 40
Konfigurasi elektron atom X (berdasar tingkat energi) adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2 4s1 dengan elektron valensi 5
Soal ingin atom X berikatan dengan atom Y yang memiliki 17 proton, karena atom Y netral maka, jumlah protonnya sama dengan jumlah elektronnya.
Konfigurasi elektron atom Y (berdasar tingkat energi) adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2 4s2 3d1 dengan elektron valensi 7
Supaya oktet, maka atom X butuh 3 elektron dan atom Y butuh 1 elektron, maka atom X akan mengikat 3 atom Y menjadi XY3
Tetapi, atom X yang elektron valensinya 5, baru dipakai 3 elektron untuk membentuk pasangan elektron ikatan (PEI) dengan atom Y dan masih memiliki 2 elektron bebas, dan juga, atom X masih memiliki subkulit d yang belum dipakai untuk berikatan (lihat konfigurasi elektronnya) Maka sebenarnya atom X bisa membentuk ikatan lebih dari oktet, hal ini disebut oktet berkembang. Jika ada 5 atom Y disekitar atom X, ke 5 elektron bebas dari atom X sebernannya bisa berikatan dengan 5 atom Y tersebut membentuk XY5.
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 35
Gas etana C2H6 (Mr = 30) sebanyak 60 gram direaksikan dengan gas bromin ( Br2 ), sehingga gas etana habis dan ternyata hanya menghasilkan 282 gram C2H4Br2 (Mr = 188) dan x gram C2H2Br4 (Mr = 346). Massa C2H2Br4 yang dihasilkan?
(A) 34,6 gram
(B) 79,2 gram
(C) 173 gram ✔
(D) 188 gram
(E) 346 gram
Pembahasan SBMPTN 2014 Kimia nomor 35
Di soal diketahui 2 mol gas etana direaksikan dengan gas bromin, dan terjadi dua reaksi. Reaksinya seperti ini
Reaksi pertama : C2H6 + 2Br2 → C2H4Br2 + 2HBr
Reaksi kedua : C2H6 + 4Br2 → C2H2Br4 + 4HBr
Substitusi alkana dengan halogen biasanya menghasilkan hasil sampingan asam halida.
Dari reaksi pertama dihasilkan 1,5 mol C2H4Br2 , dengan perbandingan koefisien, kita tahu bahwa jumlah gas etana yang bereaksi di reaksi pertama adalah 1,5 mol.
Karena di soal dikatakan di akhir kedua reaksi gas etana habis, maka, seluruh gas etana yang bersisa dari reaksi pertama melakukan reaksi kedua yaitu sebanyak 0,5 mol. Dengan perbandingan koefisien, kita tahu bahwa jumlah C2H2Br4 yang dihasilkan adalah 0,5 mol.
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 36
Reaksi perubahan siklobutana menjadi etena adalah C4H4 (g) → 2C2H4 (g), laju reaksinya berorde 1. Apabila mula-mula tersedia siklobutana 0,16 M dan tetapan laju reaksinya 6,93 × 10-2 detik-1, maka setelah 50 detik, konsentrasi siklobutana menjadi ....
(A) 5 × 10-3 M ✔
(B) 2,5 × 10-3 M
(C) 6,93 × 10-3 M
(D) 6 × 10-3 M
(E) 1 × 10-3 M
Pembahasan SBMPTN 2014 Kimia nomor 36
Di soal diberikan reaksi perubahan siklobutana menjadi etena, reaksi tersebut berorde 1, dengan ketetapan laju reaksi adalah reaksinya 6,93 × 10-2 detik-1
Soal ingin kita mencari konsentrasi siklobutana setelah 50 detik.
Sebenernya, soal ini tidak cocok sebagai soal SBMPTN, dikarenakan, untuk menjawab pertanyaannya membutuhkan proses integral yang perlu bantuan kalkulator, dan biasanya teori di SMA belum mengajarkannya.
Kita tahu persamaan laju reaksi orde 1 adalah $v = k . [A]$ , laju reaksi dari sisi reaktan, artinya perubahan konsentrasi reaktan tiap waktu. Perubahan konsentrasi reaktan adalah berkurang.
$\frac{-d[A]}{dt} = k . [A]$
$\frac{-d[A]}{[A]} = k . dt $
$\int_{A_o}^{A_t}{\frac{-d[A]}{[A]}} =\int_{0}^{t}{ k . dt} $
At = Ao e-kt
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 37
X dan Y adalah senyawa karbon. X bereaksi dengan natrium membentuk gas hidrogen. X dan Y dapat bereaksi membentuk ester. X dapat juga menjadi Y, jika direaksikan dengan K2Cr2O7 dalam media asam. Senyawa X adalah ....
(A) CH3CH2COOH
(B) CH3CH2OCH3
(C) CH3CH2CH2OH ✔
(D) CH3CH2CH2O
(E) CH3CH2COCH3
Pembahasan SBMPTN 2014 Kimia nomor 37
Senyawa karbon yang dapat bereaksi dengan Na adalah alkohol dan asam alkanoat
R-OH + Na → R-ONa + ½ H
R-COOH + Na → R-COONa + ½ H
Esterifikasi atau reaksi pembentukan ester dilakukan dengan mereaksikan asam alkanoat dan alkohol
R-COOH + R’-OH → R-COO-R’ + H2O
Di soal dikatakan bahwa X dan Y dapat membentuk ester, dan X bisa menjadi Y, jika direaksikan dengan K2Cr2O7 dalam media asam.
Alkohol primer jika dioksidasi dengan oksidator kuat bisa menjadi asam alkanoat.
K2Cr2O7 merupakan oksidator kuat. Maka X adalah alkohol primer, dan Y adalah asam alkanoat.
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 38
Sebanyak 25,0 mL larutan HCl 0,10 M ditritrasi dengan NaOH, pH larutan setelah penambahan 10,0 mL NaOH 0,100 M adalah ....
(A) 2–log 1,7
(B) 2–log 2,7
(C) 2–log 3,4
(D) 2–log 3,7
(E) 2–log 4,3 ✔
Pembahasan SBMPTN 2014 Kimia nomor 38
Tritasi yang paling mudah dikerjakan adalah tritrasi asam kuat dengan basa kuat.
Dikatakan di soal ada 2,5 mmol HCl ditritrasi dengan 1 mmol NaOH, yang bersisa sudah jelas adalah 1,5 mmol HCl, dengan persamaan reaksinya HCl + NaOH → NaCl + H2O, dimana garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis. Hidrolisis adalah bereaksinya ion-ion garam dengan air membentuk reaksi kesetimbangan.
Nilai pH larutan di akhir reaksi hanya dipengaruhi oleh konsentrasi H+ pada asam kuat yang bersisa, HCl → H+ + Cl- , jangan lupa volume larutan setelah pencampuran adalah 35 mL.
pH = -log[H+]
Wacana untuk nomor 39-41
Proses Haber-Bosch merupakan proses pembentukan atau produksi ammonia berdasarkan reaksi:
3H2 (g) + N2 (g) ⇌ 2NH3 (g)
Data Kc dan Kp dari reaksi kesetimbangan (dapat balik) tersebut pada berbagai temperatur adalah ....
t(Co)
Kp
Kc
25
9,0 105
9,0 108
300
4,6 109
1,0 105
400
2,6 105
9,0 105
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 39
Dalam wadah 1 L terdapat 20 gram H2 , 28 gram N2 , dan sejumlah NH3 dalam kesetimbangan pada 300 °C Jika gas NH3 dalam kesetimbangan tersebut dipisahkan dan dilarutkan dalam 1 L air, maka PH larutan yang diperoleh adalah .... (Kb NH4OH = 10-5 )
(A) 8
(B) 9
(C) 10
(D) 11 ✔
(E) 12
Pembahasan SBMPTN 2014 Kimia nomor 39
Konsentrasi kesetimbangan dari reaksi 3H2 (g) + N2 (g) ⇌ 2NH3 (g) adalah
$K_c = \frac{[NH_3]^{2}}{[H_2]^{2}[N_2]^{2}}
$1,0 10^{5} = \frac{[NH_3]^{2}}{[10]^{3}[1}]}
[NH3] = 0,1 M
$[H] = \sqrt{K_b . [NH_3]}$
pOH = 3, pH = 11
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 40
Dari data tersebut tetapan kesetimbangan proses Haber-Bosch tersebut di atas, pernyataan yang benar adalah ....
(A) untuk meningkatkan hasil reaksi (NH3), maka dapat dilakukan dengan cara menaikkan suhu
(B) reaksi pembentukan amonia adalah reaksi eksotermis ✔
(C) perubahan entalpi reaksi penguraian amonia berharga negatif
(D) produk penguraian amonia terjadi lebih besar pada suhu rendah
(E) penambahan katalis akan menaikan harga tetapan kesetimbangan
Pembahasan SBMPTN 2014 Kimia nomor 40
Pada tabel bisa kita lihat bahwa semakin tinggi suhu konsentrasi NH3 semakin kecil, dengan kata lain reaksi pembentukkan amonia adalah reaksi eksoterm. Jika kita ingin menambah konsentrasi amonia, kita harus menurunkan suhu. Jika reaksi pembentukan amonia adalah eksoterm, maka reaksi penguraian amonia adalah endorm, dan semakin tinggi suhu semakin besar penguraian amonia terjadi. Penambahan katalis tidak akan menggeser kesetimbangan, hanya mempercepat laju reaksi.
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 41
Jika pada saat kesetimbangan reaksi di atas pada suhu 25 °C tekanan parsial H2 dan N2 masing-masing adalah 1 atm dan 10 atm, maka tekanan total sistem pada saat kesetimbangan tersebut adalah ....
(A) 3000 atm
(B) 3100 atm
(C) 3011 atm ✔
(D) 3101 atm
(E) 3111 atm
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 41
Jika pada saat kesetimbangan reaksi di atas pada suhu 25 °C tekanan parsial H2 dan N2 masing-masing adalah 1 atm dan 10 atm, maka tekanan total sistem pada saat kesetimbangan tersebut adalah ....
(A) 3000 atm
(B) 3100 atm
(C) 3011 atm ✔
(D) 3101 atm
(E) 3111 atm
Pembahasan SBMPTN 2014 Kimia nomor 41
Tekanan kesetimbangan dari 3H2 (g) + N2 (g) ⇌ 2NH3 (g) adalah
$K_p = \frac{ P_{NH3} }{P_{H2} P_{N2}}$
$9 10^{8} = \frac{ P_{NH3} }{P_{1} P_{10}}$
PNH3 = 3000 atm
Ptotal = 3011 atm
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 42
Logam kalium dapat diperoleh dianoda dengan cara elektrolisis leburan KCl. ✘
SEBAB
Pada elektrolisis leburan KCl, ion K+ akan tereduksi menjadi logam kalium. ✔
Pembahasan SBMPTN 2014 Kimia nomor 42
Logam KCl dalam bentuk terlarut di air, tidak bisa tereduksi karena potensial reduksi dari air lebih besar dari potensial reduksi unsur K. Tetapi dalam bentuk leburan bisa tereduksi atau mengendap. Pada elektrolisis mengendapnya logam terjadi di katoda, ion K+ tereduksi dengan persamaan K+ + e- → K
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 43
Kelarutan MgCO3 dalam air sama dengan kelarutan MgCO3 dalam larutan HCl 0,1 M. ✘
SEBAB
Kelarutan suatu garam hanya berubah, jika ada pengaruh ion senama. ✘
Tekanan kesetimbangan dari 3H2 (g) + N2 (g) ⇌ 2NH3 (g) adalah
$K_p = \frac{ P_{NH3} }{P_{H2} P_{N2}}$
$9 10^{8} = \frac{ P_{NH3} }{P_{1} P_{10}}$
PNH3 = 3000 atm
Ptotal = 3011 atm
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 42
Logam kalium dapat diperoleh dianoda dengan cara elektrolisis leburan KCl. ✘
SEBAB
Pada elektrolisis leburan KCl, ion K+ akan tereduksi menjadi logam kalium. ✔
Pembahasan SBMPTN 2014 Kimia nomor 42
Logam KCl dalam bentuk terlarut di air, tidak bisa tereduksi karena potensial reduksi dari air lebih besar dari potensial reduksi unsur K. Tetapi dalam bentuk leburan bisa tereduksi atau mengendap. Pada elektrolisis mengendapnya logam terjadi di katoda, ion K+ tereduksi dengan persamaan K+ + e- → K
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 43
Kelarutan MgCO3 dalam air sama dengan kelarutan MgCO3 dalam larutan HCl 0,1 M. ✘
SEBAB
Kelarutan suatu garam hanya berubah, jika ada pengaruh ion senama. ✘
Pembahasan SBMPTN 2014 Kimia nomor 43
MgCO3 di air akan terionisasi dengan persamaan reaksi MgCO3 ⇌ Mg2+ + CO32-
MgCO3 di larutan HCl, ion CO32- akan bereaksi dengan HCl dengan persamaan HCl + CO3- → HCO3- . berkurangnya [CO32-] menyebabkan konsentrasi kesetimbangan berubah, reaksi bergeser ke kanan untuk memproduksi CO32- sehingga MgCO3 akan terurai atau lebih larut. Maka, MgCO3 akan lebih larut di HCl dari pada di air.
Kelarutan suatu garam tidak hanya karena ion senama atau sejanis, zat yang dapat merubah kelarutan adalah zat yang dapat menggeser reaksi kesetimbangan.
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 44
Pada suhu kamar, CH4 berwujud gas sedangkan CCl4 berwujud cair. Gejala ini disebabkan oleh:
(1) struktur molekul CCl4 segi empat datar, sedangkan CH4 tetrahedral
(2) pada CH4 ada ikatan hidrogen, sedangkan pada CCl4 tidak ada
(3) molekul CCl4 bersifat polar, sedangkan molekul CH4 non-polar
(4) gaya Van Der Walls antarmolekul CCl4 lebih tinggi daripada CH4 ✔
MgCO3 di air akan terionisasi dengan persamaan reaksi MgCO3 ⇌ Mg2+ + CO32-
MgCO3 di larutan HCl, ion CO32- akan bereaksi dengan HCl dengan persamaan HCl + CO3- → HCO3- . berkurangnya [CO32-] menyebabkan konsentrasi kesetimbangan berubah, reaksi bergeser ke kanan untuk memproduksi CO32- sehingga MgCO3 akan terurai atau lebih larut. Maka, MgCO3 akan lebih larut di HCl dari pada di air.
Kelarutan suatu garam tidak hanya karena ion senama atau sejanis, zat yang dapat merubah kelarutan adalah zat yang dapat menggeser reaksi kesetimbangan.
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 44
Pada suhu kamar, CH4 berwujud gas sedangkan CCl4 berwujud cair. Gejala ini disebabkan oleh:
(1) struktur molekul CCl4 segi empat datar, sedangkan CH4 tetrahedral
(2) pada CH4 ada ikatan hidrogen, sedangkan pada CCl4 tidak ada
(3) molekul CCl4 bersifat polar, sedangkan molekul CH4 non-polar
(4) gaya Van Der Walls antarmolekul CCl4 lebih tinggi daripada CH4 ✔
Pembahasan SBMPTN 2014 Kimia nomor 44
Banyak ikatan dari CCl4 dan CH4 adalah 4, kedua senyawa memiliki bentuk ikatan tetrahedral.
Ikatan hidrogen adalah ikatan antara O-H, H-N, H-F, kedua senyawa tidak memiliki ikatan hidrogen.
Kedua bentuk senyawa adalah simetris, kedua senyawa bersifat non polar.
Gaya Van Der Walls dipengaruhi oleh masa molekul Mr, masa molekular CCl4 lebih besar dari pada masa molekular CH4.
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 45
Pernyataan yang benar tentang HF, HCl dan HBr adalah ....
(1) HF merupakan asam terkuat, karena keelektronegatifan F paling tinggi
(2) titik didih HF tertinggi, karena antarmolekulnya terjadi ikatan hidrogen ✔
(3) HBr merupakan asam terlemah, karena ikatan H-Br paling lemah
(4) NaF garam paling basa, karena Kb F paling besar ✔
Pembahasan SBMPTN 2014 Kimia nomor 45
Jari-jari F < Cl < Br, semakin besar jari-jari semakin mudah melepas H+ , dan semakin kuat melepas H+ semakin kuat sifat keasamannya. Jika suatu zat bersifat asam, maka sifat basanya semakin lemah. Nilai kelektronegatifan F adalah sangat tinggi diantara unsur-unsur lain, dan ikatan H-F adalah ikatan hidrogen, hal ini membuat HF sulit untuk diurai, dan titik didihnya sangat tinggi.
Banyak ikatan dari CCl4 dan CH4 adalah 4, kedua senyawa memiliki bentuk ikatan tetrahedral.
Ikatan hidrogen adalah ikatan antara O-H, H-N, H-F, kedua senyawa tidak memiliki ikatan hidrogen.
Kedua bentuk senyawa adalah simetris, kedua senyawa bersifat non polar.
Gaya Van Der Walls dipengaruhi oleh masa molekul Mr, masa molekular CCl4 lebih besar dari pada masa molekular CH4.
Soal SBMPTN 2014 Kimia nomor 45
Pernyataan yang benar tentang HF, HCl dan HBr adalah ....
(1) HF merupakan asam terkuat, karena keelektronegatifan F paling tinggi
(2) titik didih HF tertinggi, karena antarmolekulnya terjadi ikatan hidrogen ✔
(3) HBr merupakan asam terlemah, karena ikatan H-Br paling lemah
(4) NaF garam paling basa, karena Kb F paling besar ✔
Pembahasan SBMPTN 2014 Kimia nomor 45
Jari-jari F < Cl < Br, semakin besar jari-jari semakin mudah melepas H+ , dan semakin kuat melepas H+ semakin kuat sifat keasamannya. Jika suatu zat bersifat asam, maka sifat basanya semakin lemah. Nilai kelektronegatifan F adalah sangat tinggi diantara unsur-unsur lain, dan ikatan H-F adalah ikatan hidrogen, hal ini membuat HF sulit untuk diurai, dan titik didihnya sangat tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.