Penentuan Perubahan Entalpi (ΔH)
Untuk menentukan perubahan entalpi pada suatu reaksi kimia dapat dilakukan melalui eksperimen dengan menggunakan alat seperti kalorimeter, hukum Hess, dan energi ikatan.
1. Kalorimetri
Besarnya perubahan entalpi dapat ditentukan melalui percobaan dengan menggunakan alat kalorimeter untuk mengukur perubahan kalor yang diserap atau dilepaskan selama reaksi berlangsung. Proses pengukuran ini disebut kalorimetri.
q reaksi + q larutan = 0
q larutan = m x c x ΔT
q reaksi = - q larutan
dengan,
q = perubahan kalor (J)
c = kalor jenis larutan (J/gram.K)
m = massa campuran (gram)
ΔT = T2 – T1 (Kelvin)
dan
q kalorimeter = C x ΔT
dengan C = kapasitas kalor kalorimeter (J/K)
-(qlarutan + qkalrimeter) = qreaksi
2. Hukum Hess
Menurut ahli kimia Hess pada tahun 1848 menyatakan bahwa perubahan entalpi tidak bergantung pada jalannya reaksi atau tahapan reaksi tetapi hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi.
Dalam meghitung perubahan entalpi dengan hukum Hess yang harus diperhatikan adalah :
1. Posisi reaktan dan produk yang posisinya harus sama dengan yang ditanyakan, jika posisi belum sama maka reaksi dapat dibalik. Jangan lupa tanda perubahan entalpi juga harus dibalik.
2. Koefisien reaksi yang diketahui juga harus sama dengan yang ditanyakan. Jika belum sama, maka dapat dikalikan atau dibagi dengan angkat tertentu sehingga nilainya sama. Jangan lupa perubahan entalpi juga harus dikalikan.
3. Berdasarkan Data Entalpi Pembentukan (ΔH°f)
Besarnya perubahan entalpi reaksi juga dapat ditentukan dengan data entalpi pembentukan standar.
ΔH = ƩΔH kanan/produk – ƩΔH kiri/reaktan
Jika pada persamaan reaksi :
pAB + qCD -> rAD + sCB
maka rumus ΔH = ƩΔH kanan/produk – ƩΔH kiri/reaktan
= (r . ΔHf AD + s. ΔHf CB) – (p. ΔHf AB + q. ΔHf CD)
4. Berdasarkan Data Energi Ikatan
Energi ikatan adalah energi rata-rata yang diperlukan untuk memutuskan satu ikatan dalam 1 mol molekul menjadi atom penusunnya.
ΔH = Ʃpemutusan ikatan (kiri) – Ʃpembentukan ikatan (kanan)
Untuk menentukan perubahan entalpi pada suatu reaksi kimia dapat dilakukan melalui eksperimen dengan menggunakan alat seperti kalorimeter, hukum Hess, dan energi ikatan.
1. Kalorimetri
Besarnya perubahan entalpi dapat ditentukan melalui percobaan dengan menggunakan alat kalorimeter untuk mengukur perubahan kalor yang diserap atau dilepaskan selama reaksi berlangsung. Proses pengukuran ini disebut kalorimetri.
q reaksi + q larutan = 0
q larutan = m x c x ΔT
q reaksi = - q larutan
dengan,
q = perubahan kalor (J)
c = kalor jenis larutan (J/gram.K)
m = massa campuran (gram)
ΔT = T2 – T1 (Kelvin)
dan
q kalorimeter = C x ΔT
dengan C = kapasitas kalor kalorimeter (J/K)
-(qlarutan + qkalrimeter) = qreaksi
2. Hukum Hess
Menurut ahli kimia Hess pada tahun 1848 menyatakan bahwa perubahan entalpi tidak bergantung pada jalannya reaksi atau tahapan reaksi tetapi hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi.
Dalam meghitung perubahan entalpi dengan hukum Hess yang harus diperhatikan adalah :
1. Posisi reaktan dan produk yang posisinya harus sama dengan yang ditanyakan, jika posisi belum sama maka reaksi dapat dibalik. Jangan lupa tanda perubahan entalpi juga harus dibalik.
2. Koefisien reaksi yang diketahui juga harus sama dengan yang ditanyakan. Jika belum sama, maka dapat dikalikan atau dibagi dengan angkat tertentu sehingga nilainya sama. Jangan lupa perubahan entalpi juga harus dikalikan.
3. Berdasarkan Data Entalpi Pembentukan (ΔH°f)
Besarnya perubahan entalpi reaksi juga dapat ditentukan dengan data entalpi pembentukan standar.
ΔH = ƩΔH kanan/produk – ƩΔH kiri/reaktan
Jika pada persamaan reaksi :
pAB + qCD -> rAD + sCB
maka rumus ΔH = ƩΔH kanan/produk – ƩΔH kiri/reaktan
= (r . ΔHf AD + s. ΔHf CB) – (p. ΔHf AB + q. ΔHf CD)
4. Berdasarkan Data Energi Ikatan
Energi ikatan adalah energi rata-rata yang diperlukan untuk memutuskan satu ikatan dalam 1 mol molekul menjadi atom penusunnya.
ΔH = Ʃpemutusan ikatan (kiri) – Ʃpembentukan ikatan (kanan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.